Waspadailah, inilah 6 Kesalahan/Dosa ibu-ibu Kepada Tukang Sayur, Tolong Bagikan Hal ini Biar yang lain tau

loading...
loading...
Dunia para ibu tidak bisa dilepaskan dari tukang sayur. Dapat disebutkan, tukang sayur yaitu idola serta dambaan para ibu. Kemunculannya setiap hari ditunggu dengan harap cemas. Ketidakhadirannya diikuti oleh rasa kecewa, karena stock makanan hari itu terancam. Si ibu sangat terpaksa harus keliling mencari tukang sayur lain, atau malah mesti pergi ke pasar. 


Sejatinya hadirnya tukang sayur setiap pagi membuat beberapa ibu dapat lebih mudah serta cepat memperoleh bahan menu yang dimimpikan. Namun ibu-ibu sering juga bagaikan " musuh dalam selimut " atau " benci tapi rindu " pada tukang sayur. Mereka membutuhkan, namun di segi lain mereka ingin menekan tukang yang satu ini. 

Tekanan-tekanan itu yang menjadikan beberapa ibu ini melakukan kekeliruan/dosa tanpa ada sengaja. Apa saja " dosa " ibu-ibu pada tukang sayur : 

1. Pesan satu barang namun tidak jadi dibeli. 

Ketahuilah bunda, modal yang dimiliki tukang sayur itu telah ada peruntukannya. Dia sudah pelajari bahan apa saja yang mau dikulak sama sesuai kecenderungan konsumen. Bila kita pesan satu barang tertentu, modalnya akan terpakai untuk kita. Jika kita tidak jadi membelinya, tentu jadi kerugian baginya. Masih bagus bila barang pesanan kita itu ada yang menggantikan. Seandainya tidak, modal si pedagang akan tertahan di barang itu. Ini akan mengurangi kemampuannya kulakan barang di hari berikutnya. 

2. Berhutang pada tukang sayur dalam waktu lama, namun membayar tunai pada toko besar. 

Sudah rahasia umum beberapa ibu berhutang pada tukang sayur, bahkan juga dalam jangka waktu lama. Tetapi di waktu yang relatif sama, ibu itu mampu beli beberapa barang di toko besar/swalayan. Sudah pasti di swalayan ia harus membayar tunai. Bukan masalah jika ibu sedang kesusahan keuangan. Namun hendaknya disertai empati untuk menahan keinginan membeli barang-barang lain yang kurang perlu. 

Terlalu lama ibu berhutang, membuat tukang sayur jadi kekurangan modal. 

3. Menawar dagangan terlalu murah 

Untuk harga sayur, umumnya pedagang tidak akan membandrol barang dengan harga yang terlampau tinggi. Terlebih dengan azas persaingan sempurna, mereka tidak ingin terlampau banyak selisih harga dengan pedagang lain lantaran takut kehilangan pelanggan. Karenanya kita sebaiknya menjaga adab dalam menawar harga. Berilah tawaran harga yang sewajarnya. Keterpaksaan itu dapat mengurangi keberkahan dalam barang yang akan kita konsumsi. 

Lagipula kasihan si pedagang, terlebih tukang sayur keliling, walau sebenarnya ia sudah berbaik hati mengantarkan dagangannya ke depan rumah kita. Semestinya kita berterima kasih, keberadaannya kita tidak perlu jauh-jauh pergi ke pasar. 

4. Mengutil 

Seseorang tukang sayur bercerita pada saya, di dalam keramaian orang berbelanja, suka ada ibu-ibu yang mengutil barang. Tingkah laku itu tidak hanya sekali namun bisa beberapa kali dikerjakannya. Juga tidak hanya satu-dua ibu yang melakukan pengutilan itu. 

Tukang sayur tidak ingin memberinya teguran karena kasihan bila ibu tsb jadi malu dihadapan orang banyak. 

5. Selalu ingin dilayani lebih dulu. 

Karena ibu-ibu enggan bersabar, tukang sayur jadi panik. Terkadang hitung-hitungan manualnya kacau dengan kata lain salah harga. Ini dapat punya potensi menyebabkan kerugian. 

6. Berinisiatif mengambil bonus sendiri 

Terkadang ada ibu-ibu memberikan satu barang sebagai bonus/pembulatan harga belanjaannya. 

Sebaiknya kita bertanya dahulu pada tukang sayur apakah ia membolehkan? Akan lebih baik bila ia yang memilihkan/memastikan jenis bonusnya. Sekalipun cuma sebutir tomat kecil yang kita minta, bila harga nya lagi tengah tinggi pasti akan memberatkannya. 

Demikian beberapa hal kecil yang sering dikerjakan ibu-ibu pada tukang sayur. Mudah-mudahan kita tidak termasuk dalam kategori ibu-ibu yang lalai dalam hal itu. 

Kedzoliman kecil yang tanpa terasa kita lakukan tiap hari tentu dapat semakin menumpuk menjadi kedzoliman yang besar. 
Silahkan bagikan supaya terbaca oleh ibu-ibu yang lain.
loading...

Subscribe to receive free email updates: