loading...
loading...
Food and Drug Administration (FDA) Amerika Serikat secara resmi mencabut larangan donor darah untuk kalangan gay. Pencabutan larangan itu membuat kalangan gay bisa mendonorkan darahnya dengan beberapa syarat tertentu.
Dalam pengumumannya, FDA merubah referensi berkenaan kebijakan donor darah untuk kalangan gay. Mereka dibolehkan mendonorkan darahnya setelah di pastikan tidak terkait s3ksu4l selama 12 bulan atau setahun.
Komisioner Pelaksana FDA, Stephen Ostroff, M. D menyampaikan pengubahan itu dilakukan bukan tanpa ada pertimbangan. Ia menyampaikan FDA udah berkonsultasi dengan komite eksternal, pemerintah, dan di dukung oleh riset yang sudah dilakukan bertahun-tahun.
" Kami sangat waspada dan sudah meyakinkan bahwa revisi kebijakan ini di dukung oleh ilmu dan pengetahuan dan mempunyai tujuan untuk melindungi suplai darah kami, " papar Ostroff, diambil dari CNN, Selasa (29/12/2015).
Peristiwa mencatat kebijakan larangan donor darah untuk kaum gay serta bis3ksu4l pertama kalinya diimplementasikan pada tahun 1983. Saat ini human immunodeficiency virus (HIV) dan acquired immune deficiency syndrome (AIDS) masih baru dan belum banyak informasi yang di ketahui masalah penyakit ini.
Dr Peter Marks, deupti direktur Center for Biologics Evaluation and Research FDA menyampaikan kebijakan puasas3ks selama setahun diberlakukan sesudah melihat hasil riset. Riset temukan puasa sex kurangi resiko penularan HIV melalui darah, seperti yang ditakutkan sebelumnya.
Kelsey Louie, CEO gerakan Gay Men's Health Crisis menyampaikan dengan perkembangan tehnologi, informasi serta ilmu pengetahuan, sudah saatnya HIV tidak diperlakukan seperti tahun 80-an. Stigma dan mitos mestinya bukanlah penghalang untuk kalangan gay untuk mendonorkan darahnya.
" Saatnya FDA memberlakukan kebijakan yang murni bersumber dari ilmu pengetahuan, bukan karena ketakutan tidak beralasan dari sebagian orang, " ungkapnya.
Sumber:health.detik.com
loading...