WAHAI KAUM WANITA..!! KALAU INGIN MASUK SURGA JANGAN LAKUKAN 10 PRILAKU INI KEPADA SUAMI

loading...
loading...
Dibawah ini adalah 10 perilaku yang penting dihindari oleh banyak istri, supaya tdk menjadi golongan istri durhaka kepada suami, diantaranya adalah :
  

1. Menuntut keluarga yang ideal dan sempurna 

Sebelum menikah, seseorang wanita memikirkan pernikahan yang begitu indah, kehidupan yang sangatlah romantis seperti ia baca dalam novel ataupun ia saksikan dalam sinetron-sinetron. 

Ia mempunyai gambaran yang sangatlah ideal dari sebuah pernikahan. Kelelahan yang sangat, cape, masalah keuangan, serta segudang problematika didalam suatu keluarga luput dari gambaran nya. 

Ia cuma membayangkan yang indah-indah dan enak-enak dalam sebuah perkawinan. 

Akhirnya, dikala ia mesti menghadapi semua ini, ia tak siap. Ia kurang bisa menerima situasi, hal semacam ini terjadi berlarut-larut, ia selalu saja menuntut suaminya supaya keluarga yang mereka bina sesuai dengan gambaran ideal yang senantiasa ia mimpikan sejak muda. 

Seseorang wanita yang akan menikah, alangkah baiknya bila ia melihat lembaga perkawinan dengan pemahaman yang utuh, tidak sepotong-potong, romantika keluarga beserta problematika yang ada di dalamnya. 

2. Nusyus (tak patuh kepada suami) 

Nusyus yaitu sikap membangkang, tidak taat dan tak patuh kepada suami. Wanita yang melakukan nusyus yaitu wanita yang melawan suami, melanggar perintahnya, tak patuh kepadanya, serta tak ridha pada kedudukan yang Allah Subhanahu wa Ta’ala telah tetapkan untuknya. 

Nusyus mempunyai beberapa bentuk, diantaranya yaitu : 

  • Menolak ajakan suami saat mengajaknya ke tempat tidur, dengan terang-terangan ataupun secara samar. 
  • Mengkhianati suami, umpamanya dengan menjalin hubungan gelap dengan pria lain. 
  • Memasukkan seorang yg tidak disenangi suami ke rumah 
  • Lalai dalam mela yani suami 
  • Mubazir serta menghambur-hamburkan duit pada yang bukan tempatnya 
  • Menyakiti suami dengan bicara yang buruk, mencemooh, serta menghinanya 
  • Keluar rumah tanpa izin suami 
  • Menyebarkan serta mencemooh rahasia-rahasia suami. 

Seorang istri shalihah akan senantiasa meletakkan ketaatan pada suami diatas segala-galanya. Sudah pasti bukan ketaatan dalam kedurhakaan pada Allah, karena tidak ada ketaatan dalam maksiat pada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Ia akan taat kapan pun, dalam situasi apa pun, senang ataupun susah, lapang ataupun sempit, suka ataupun duka. Ketaatan istri seperti itu sangat besar pengaruhnya dalam menumbuhkan cinta serta memelihara kesetiaan suami. 

3. Tidak menyukai keluarga suami 

Kadang-kadang seseorang istri menginginkan supaya semua perhatian serta kasih sayang sang suami cuma tercurah pada dirinya. Tidak bisa sedikit pun waktu serta perhatian diberikan pada selainnya. Termasuk pada orangtua suami. Walau sebenarnya, di satu sisi, suami mesti berbakti serta memuliakan orang tuanya, terutama ibunya. 

Salah satu bentuknya yaitu cemburu pada ibu mertuanya. Ia berasumsi ibu mertua sebagai pesaing paling utama dalam memperoleh cinta, perhatian, serta kasih sayang suami. Kadang-kadang, beberapa istri berani mengejek serta merendahkan orangtua suami, bahkan juga ia tak jarang berupaya merayu suami untuk berbuat durhaka pada orang tuanya. Kadang-kadang istri berniat mencari-cari kekeliruan serta kekurangan orangtua serta keluarga suami, atau membesar-besarkan suatu permasalahan, bahkan tidak segan untuk memfitnah keluarga suami. 

Ada pula seseorang istri yang menuntut suaminya supaya lebih menyukai keluarga istri, ia berupaya menjauhkan suami dari keluarganya dengan beragam cara. 

Ikatan pernikahan bukan hanya menyatukan dua insan dalam suatu lembaga pernikahan, tetapi juga ‘pernikahan antar keluarga’. Kedua orangtua suami yaitu orangtua istri, keluarga suami yaitu keluarga istri, demikian sebaliknya. Menjalin hubungan baik dengan keluarga suami adalah satu diantara keharmonisan keluarga. Suami akan merasa tenang serta bahagia jika istrinya dapat memposisikan dirinya dalam kelurga suami. Hal semacam ini akan menaikkan cinta serta kasih sayang suami. 

4. Tidak menjaga penampilan 

Kadang-kadang, seseorang istri berhias, berdandan, serta mengenakan pakaian yang indah cuma ketika ia keluar rumah, ketika akan melancong, menghadiri undangan, ke kantor, berkunjung ke saudara ataupun teman-temannya, pergi ke tempat perbelanjaan, atau saat ada acara yang lain diluar rumah. Situasi itu sungguh berbalik ketika ia di depan suaminya. Ia tak perduli dengan tubuhnya yang kotor, cukup hanya kenakan pakaian seadanya : kadang-kadang kotor, lusuh, serta berbau, rambutnya kusut masai, ia juga cuma mencukupkan dengan aroma dapur yang menyengat. 

Bila situasi itu terus-terusan dipelihara oleh istri, janganlah heran bila suami tak kerasan dirumah, ia lebih sukai menggunakan waktunya diluar daripada dirumah. Harusnya, berhiasnya dia lebih ditujukan kepada suami Jangan sampai keindahan yang sudah dianugerahkan oleh Allah diberikan pada orang lain, walau sebenarnya suami nya dirumah lebih berhak maka dari itu. 

5. Kurang berterima kasih 

Tidak jarang, seseorang suami tak mampu penuhi keinginan sang istri. Apa yang didapatkan suami jauh dari apa yang ia harapkan. Ia tak senang dengan apa yang didapatkan suami, walau suaminya telah berupaya dengan cara maksimal untuk penuhi keperluan keluarga serta keinginan-keinginan istrinya. 

Istri kurang bahkan tak mempunyai rasa terima kasih pada suaminya. Ia tak bersukur atas karunia Allah yang didapatkan kepadanya melalui suaminya. Ia selalu merasa sempit serta kekurangan. Sifat qona’ah serta ridho pada apa yang diberikan Allah kepadanya sangat jauh dari dirinya. 

Seseorang istri yang shalihah tentu dapat mengerti terbatasnya kemampuan suami. Ia tidak akan membebani suami dengan suatu hal yg tidak mampu dikerjakan suami. Ia akan berterima kasih serta mensyukuri apa yang telah diberikan suami. Ia bersyukur atas nikmat yang dikaruniakan Allah kepadanya, dengan bersyukur, insya Allah, nikmat Allah akan bertambah. 

“Sesungguhnya bila kamu bersukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, apabila kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya adzab-Ku sangat pedih. ” 

6. Mengingkari kebaikan suami

“Wanita adalah mayoritas penduduk neraka. ” Demikian di sampaikan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam setelah shalat gerhana ketika terjadi gerhana matahari. 

Mengingkari suami serta kebaikan-kebaikan yang sudah dilakukan suami!! 

Inilah penyebab banyak kaum wanita ada didalam neraka. Mari kita lihat diri setiap kita, kita saling introspeksi, apa dan bagaimana yang telah kita lakukan kepada suami-suami kita? 

Janganlah engkau katakan besok dan besok wahai saudariku ; kejarlah ajalmu, bukankah engkau tidak tahu kapan engkau akan menemui Robb mu? 

“Tidaklah seorang isteri yang menyakiti suaminya didunia, melainkan isterinya (di akhirat kelak) : bidadari yang menjadi pasangan suaminya (berkata) : “Jangan engkau menyakitinya, kelak kamu dimurkai Allah, seorang suami begimu hanya seorang tamu yang bisa segera berpisah dengan kamu menuju kami. ” (HR. At Tirmidzi, hasan) 

Seandainya suatu saat, muncul sesuatu yg tidak kita senangi dari suami ; janganlah kita mengingkari dan melupakan semua kebaikan yang sudah suami kita lakukan. 

“Maka lihatlah kedudukanmu di sisinya. Sesungguhnya suamimu yaitu surga dan nerakamu. ” (HR. Ahmad)

7. Mengungkit-ungkit kebaikan 

Setiap orang tentu mempunyai kebaikan, tidak terkecuali seorang istri. Yang jadi masalah yaitu bila seseorang istri menyebutkan kebaikan-kebaikannya di depan suami dalam rangka mengungkit-ungkit kebaikannya semata. 

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah anda menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya serta menyakiti (perasaan si penerima). ” Al Baqarah : 264 

Abu Dzar radhiyallahu’Anhu meriwayatkan, bahwasanya Nabi Shallallahu’Alaihi wa Sallam bersabda, “Ada tiga golongan manusia di mana Allah tidak akan berbicara serta tidak akan memandang mereka pada hari kiamat. Dia tidak mensucikan mereka dan untuk mereka adzab yang pedih. ” 

Abu Dzar radhiyallahu ‘anhu berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakannya sebanyak tiga kali. ” Lantas Abu Dzar ajukan pertanyaan, “Siapakah mereka yang rugi itu, wahai Rasulullah? ” Beliau menjawab, “Orang yang menjulurkan kain sarungnya ke bawah mata kaki (isbal), orang yang suka mengungkit-ungkit kebaikannya serta orang yang suka bersumpah palsu ketika menjual. ” HR. Muslim 

8. Sibuk diluar rumah 

Seorang istri kadang-kadang mempunyai banyak aktivitas diluar rumah. Aktivitas itu tidak ada salahnya, seandainya memperoleh izin suami serta tidak sampai mengabaikan pekerjaan serta tanggung jawabnya. 

Jangan sampai kesibukan itu melalaikan tanggung jawab nya sebagai seseorang istri. Jangan sampai amanah yang sudah dipikulnya terabaikan. 

Saat suami pulang dari mencari nafkah, ia mendapati rumah belum beres, cucian masih tetap menumpuk, hidangan belum siap, anak-anak belum mandi, serta lain sebagainya. Bila ini terjadi terus-terusan, mungkin saja suami tak kerasan dirumah, ia lebih suka menggunakan waktunya diluar atau di kantor. 

9. Cemburu buta 

Cemburu adalah tabiat wanita, ia adalah satu ekspresi cinta. Dalam batas-batas tertentu, bisa disebutkan lumrah apabila seseorang istri merasa cemburu serta memendam rasa berprasangka buruk kepada suami yang jarang ada dirumah. Tetapi bila rasa cemburu itu berlebihan, melampaui batas, tak mendasar, serta cuma berasal dari praduga ; maka rasa cemburu itu bisa berubah jadi cemburu yang tercela. 

Cemburu yang disyariatkan yaitu cemburunya istri pada suami karena kemaksiatan yang dilakukannya, umpamanya : berzi na, mengurangi hak-hak nya, menzhaliminya, atau lebih memprioritaskan istri lain daripada dirinya. Bila ada tanda-tanda yang membetulkan hal semacam ini, maka itu adalah cemburu yang terpuji. Bila cuma sangkaan belaka tanpa kenyataan serta bukti, maka itu adalah cemburu yang tercela. 

Bila keraguan istri berlebihan, tak berdasarkan pada kenyataan serta bukti, cemburu buta, hal semacam ini tentu akan mengundang kekesalan serta kejengkelan suami. Ia tidak akan pernah terasa nyaman saat ada dirumah. Bahkan juga, tak menutup kemungkinan, kejengkelannya akan dilampiaskan dengan cara melakukan apa yang disangkakan istri pada dirinya. 

10. Kurang menjaga perasaan suami 

Kepekaan suami maupun istri pada perasaan pasangannya sangat diperlukan untuk menjauhkan terjadinya konflik, kesalahpahaman, serta ketersinggungan. Seorang istri semestinya senantiasa berhati-hati dalam tiap-tiap ucapan serta kelakuannya supaya tidak menyakiti perasaan suami, ia dapat menjaga lisannya dari tradisi mencaci, berkata keras, serta mengkritik melalui cara menyudutkan. Istri selalu berusaha untuk memperlihatkan muka yang ramah, mengasyikkan, tak bermuka masam, serta menyejukkan saat dilihat suaminya. 

Demikian sebagian perbuatan yang perlu dijauhi oleh para istri, yang telah berjanji menerima suaminya di hadapan Allah SWT ketika didepan penghulu, untuk dapat menerima apa yang ada situasi suaminya. Mudah-mudahan dengan membaca artikel ini kita bisa menyadarinya begitu perbuatan-perbuatan diatas sangat rusak sekali, dengan menghindari perbuatan-perbuatan itu, maka akan menimbulkan akibat keluarga yang Sakinah, Mawadah dan Warohmah. Bisa berkumpul di SurgaNya Allah bersama suami. Menjadi suami istri sampai Surga. 
Amiin Yaa Robbal’alamiin… 

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Maukah aku beritahukan kepada kalian, istri-istri kalian yang menjadi penghuni surga yaitu istri yang penuh kasih sayang, banyak anak, selalu kembali kepada suaminya. Dimana jika suaminya geram, dia mendatangi suaminya dan meletakkan tangannya pada tangan suaminya seraya berkata : “Aku tidak bisa tidur sebelum engkau ridha. ” (HR. An-Nasai dalam Isyratun Nisa no. 257. Silsilah Al-Ahadits Ash Shahihah, Asy- Syaikh Al Albani rahimahullah, no. 287)


loading...

Subscribe to receive free email updates: