loading...
loading...
Biasanya penyakit yang bersarang tubuh akan menimbulkan tanda-tanda. Tetapi hal yang kurang di ketahui oleh masyarakat umum bahwa tak semua penyakit dibarengi dengan tanda-tanda. Satu diantaranya yaitu Aneurisma atau penonjolan pada pembuluh darah karena lemahnya dinding di pembuluh darah.
Spesialis bedah saraf dari Surabaya Neuroscience Institute (SNei) dr Nur Setiawan Suroto SpBS mengungkap, kebanyakan pasien yang datang berobat saat sudah muncul “gejala”. Sangat jarang yang datang waktu benjolan masih kecil.
“Gejala” yang dimaksud di sini yaitu saat benjolan terlihat makin membesar, justru mengisyaratkan bahwa pembuluh darah membesar atau pecah. “Itu yang sering berlangsung pada sebagian besar pasien saya, ” tuturnya.
Pria yang akrab disapa dokter iwan itu menuturkan, umumnya benjolan itu terbentuk di persimpangan pembuluh darah. Hipertensi, gula darah, ataupun trauma disebabkan benturan atau kecelakaan jadi aspek aneurisma. “penyakit itu bisa turunkan kwalitas dan elastisitas dinding pembuluh darah di otak, ” terangnya.
Menurut dokter yang berdinas di National Hospital serta Mitra Keluarga Satelit Surabaya itu, apabila terjadi hipertensi, tekanan darah dalam pembuluh darah akan bertambah. Dinding-dinding pembuluh darah yg tidak elastis bila selalu digempur tekanan akan membuat kantong atau cekungan. “Kantong tersebut yang akan terisi oleh darah yang makin lama jadi membesar mirip tonjolan, ” katanya.
Seperti sebuah balon, bila selalu di isi udara dengan kemampuan besar, makin lama balon itu bisa pecah. Demikian juga aneurisma. Kantong yang ukurannya selalu jadi membesar bisa menekan saraf lain. Bahkan juga dapat pecah serta menyebabkan gangguan. Terlebih, menurut dia apabila tonjolan itu terjadi di bagian otak kecil.
Dokter iwan menambahkan, otak kecil yaitu pusat pengendali badan. Bila tonjolan itu menekan satu diantara saraf, umpamanya saraf pernafasan, di pastikan orang itu susah bernapas dan meninggal. Kemungkinan kian fatal apabila aneurisma pecah. “Darah yang keluar akan menyebar serta berlangsung pembekuan darah, ” tuturnya.
Darah yang membeku itu akan membuat gumpalan-gumpalan darah. Gumpalan tersebut sebagai pengganggu untuk saraf atau jaringan lain di otak. Pada step tersebut, pasien baru akan rasakan keluhan seperti pusing yang hebat, nyeri kepala, muntah, hingga terjadi koma.
Sumber : http://snei.or.id/
loading...