Menjadi Seperti Gelas atau Danau? Semuanya Tergantung Dirimu Kawan :)

loading...
loading...
Alkisah ada seseorang pemuda yang selalu datang mengeluh pada gurunya yang sudah tua. Guru itu juga jenuh selalu mendengar keluhannya, jadi satu pagi ia menyuruh pemuda yg tidak bahagia itu membawakan dua genggam garam. 



Dikala pemuda itu kembali dengan menggenggam garam di ke-2 tangannya, sang guru juga memerintahkan pemuda itu untuk menaruh segenggam garam kedalam segelas air selanjutnya meminta sang pemuda meminumnya. 
 " Bagaimana rasanya? " bertanya sang guru. 
 " Tak enak " jawab pemuda itu. 

Sang guru pun terkekeh, selanjutnya berjalan tanpa kata menuju ke danau terdekat sembari diikuti pemuda itu. Sampai di pinggir danau guru kembali meminta pemuda itu untuk menaruh segenggam garam yang lain di danau. Sang murid mengayunkan tangannya ke danau, menaburkan garamnya. 
Sang guru berkata, " Sekarang minumlah dari danau itu. " 

Saat air danau yang ia ambil dan sudah ditelannya, sang guru bertanya, " Bagaimana rasanya? " 
 " Enak! " jawab sang murid. 
 " Apakah kau merasakan asinnya? " bertanya sang guru. 
 " Tidak " kata si pemuda. 

Sang guru pun duduk di samping pemuda yang menghadapi permasalahan kehidupan itu, meraih tangan sang pemuda, dan berkata, " Sakitnya kehidupan merupakan garam murni, tidak lebih dan tidak kurang. Jumlah rasa sakit dalam kehidupan tetap sama, sama persis. Namun jumlah rasa sakit yang kita rasakan bergantung pada wadah yang kita gunakan untuk menyimpannya. 

Jadi, disaat kau sedang terluka, hanya satu hal yang bisa kau lakukan yaitu memperbesar rasamu akan segala hal. 
Berhentilah menjadi gelas. Jadilah danau. "
loading...

Subscribe to receive free email updates: