loading...
loading...
Pada intinya, suatu pernikahan semestinya dilandasi atas rasa saling cinta. Walau demikian, masih tetap seringkali berlangsung pernikahan yang dilakukan untuk meningkatkan strata sosial orangtua. Seperti cerita di bawah ini.
Chan, seseorang gadis berumur 20 th., dipaksa menikah dengan orang yg tidak ia kenal. Ayahnya memaksa Chan lakukan hal itu selain untuk menambah strata sosialnya, juga untuk membayar utang yang ia mempunyai. Ayahnya bahkan juga tak memberitahu dengan siapa Chan akan menikah.
Air mata Chan mengalir tanpa henti. Ayahnya bahkan juga menyuruhnya berhenti bekerja supaya tak membuat suaminya malu. Menjelang hari H, Chan semakin sering termenung. Ia mencari akal bagaimana caranya melepaskan diri dari pernikahan dengan cara paksa tersebut .
Apa akal? Chan pada akhirnya mengambil gaun yang akan ia gunakan pada hari pernikahannya. Ia menyayat lengannya serta memerciki gaun pengantin yang indah dengan darahnya sendiri.
Waktu hari pernikahan tiba, alangkah terkejutnya kebanyakan orang waktu lihat pengantin wanita menggunakan gaun yang dipenuhi darah di mana-mana. Chan berupaya tetap tegar. Saat tiba di depan altar, Chan mendadak bertemura.
" Saya mengutuk gaunku, pernikahanku, serta siapa saja yang memaksaku menikah dengan orang yang bukan saya cintai. Tidak perduli dia orang tuaku sendiri. "
Keributan berlangsung ditempat pernikahan. Kebanyakan orang disana, masih tetap yakin dengan kutukan. Calon pengantin pria yang ketakutan, mengambil keputusan membatalkan pernikahan mereka.
Chan memang terlepas dari pernikahan paksa. Namun ia juga harus angkat kaki dari tempat tinggalnya. Orangtua Chan marah besar serta mengusir si gadis dari rumahnya sendiri.
" Bagiku, lebih baik menggembel di jalanan daripada tinggal dengan orang yg tidak saya kenal. "
Pernikahan dengan cara paksa dan perjodohan masih tetap jadi gosip di sebagian negara. Seringkali, sang pengantin yaitu korban dari kearoganan orangtua yang mau menambah derajat mereka di mata masyarakat.
loading...